Lila menyadari ada sepasang mata memperhatikannya sejak bel sekolah berdering, pemilik sepasang mata itu tak lain adalah Susanto pria warga negara keturunan yang duduk persis di pojok kelas X A SMA Swasta Ahmad Yani Binjai.
Rasa suka Susanto terhadap Lila sudah banyak diketahui teman -teman sekelasnya hanya saja keduanya tidak pernah terlihat jalan bersama seperti layaknya hubungan kedua remaja yang sedang berpacaran, maklumlah Lila dan Susanto memiliki keyakinan yang berbeda, keluarga Lila dikenal keluarga yang taat beragama dilingkungan tempat tinggalnya, seperti halnya Bunda Lila yang merupakan pengurus organisasi agama islam di Kecamatan Binjai Timur. Sedangkan Susanto orang tua laki-lakinya pengurus Barongsai salah satu budaya kesenian tiongha yang melegenda.
Sesekali Lila dari balik jilbab yang dikenakannya membalas lirikan Susanto sehingga tak jarang keduanya saling bertemu pandangan dan melempar senyum merasakan getaran cinta yang bersemi dihati keduanya.
"Susanto coba kamu selesaikan soal nomor 7 tentang rumusan pembagian yang belum sempat terpecahkan pada pembahasan pekan kemarin ", perintah Pak Ginting guru pelajaran matematika.
Sesaat sembari terus melepas senyum ke Lila, Susanto melangkah pasti kedepan kelas dan hanya dalam hitungan beberapa menit berhasil mengurai soal rumusan pembagian yang ditugaskan kepadanya.
Pak Ginting tak memerlukan waktu yang lama untuk mengkoreksi jawaban yang telah diselesaikan Susanto dan dibalas dengan anggukkan kepala sebagai bukti bahwa tugas yang diberikan kepada Susanto diselesaikan dengan baik.
Untuk soal hitungan -hitungan Susanto merupakan siswa yang diunggulkan tidak saja dikalangan sekolah bahkan telah berhasil mewakili Kota Binjai dalam olimpiade matematika ditingkat nasional.
Selanjutnya beberapa menit kemudian bel jam istirahatpun berdering dan Lila bersama Desi teman sebangkunya langsung meninggalkan ruang kelas menuju taman sekolah yang menjadi tempat paporit Lila menghabiskan waktu jam istirahatnya.
Betapa kagetnya Lila dan Desi ternyata langkah mereka diikuti Susanto karena beberapa menit setelah tiba di taman sekolah yang terletak di sudut bangunan sekolah keduanya dikejutkan dengan kehadiran Susanto.
"Apa masih ada bangku yang tersisa untuk saya", sapah Susanto memecah rasa kaget Lila dan Desi.
Silakan duduk disini jawab Desi sembari menunjuk tempat duduk kosong persis didepannya.
Apa gerangan yang ingin disampaikan, balas Desi bertanya?, begini Des, seperti yang telah diumumkan Pak Ginting bahwa dua bulan kedepan akan memasuki ujian nasional, jawab Susanto.
Untuk itu saya mengusulkan membuat kelompok belajar bersama, sambung Susanto.
Usulan Susanto langsung mendapatkan reaksi dari Desi, ide baik itu, saya setuju, sambut Desi.
Lalu gimana pendapat kamu Lila, tanya Desi, aku sependapat dengan kamu karena kita bisa belajar matematika dengan Susanto jawab Lila.
Hem,mmm, maunya itu biar bisa sering ketemu dengan Susanto, balas Desi yang diikuti tawa kecil mereka bertiga. Selanjutnya ketiganya melangkah bersama kembali ke ruang kelas seiring suara bel pertanda jam istirahat berakhir.
Selain dikenal sebagai siswa yang jago matematika, Susanto juga ahli dalam kesenian barongsai bahkan kelompoknya pernah didaulat sebagai juara paporit pada even barongsai tingkat Asia di Singapore.
Bersambung,........