Minggu, 25 Oktober 2015

PILKADA BINJAI DAN KONSTELASI POLITIK NASIONAL

Terkejut, setelah mendengar perkataan kawan ku ini, bahwa Pilkada yang berlangsung serentak di Kabupaten Kota se Sumatera Utara sangat kental diwarnai dengan konstelasi perpolitikan nasional Partai Politik yang berkuasa.

"Hati-hati dengan manufer politik yang bakal dan akan dilakukan partai penguasah", tegasnya.

Sesaat aku terdiam mencoba memahami makna dari pernyataan kawanku ini dan tak lama fikiranku teringat dengan kasus dualisme kepemimpinan Partai Golkar dan PPP. Dimana menurut sejumlah pakar dan tokoh politik nasional bahwa kondisi itu diduga tidak terlepas dari campur tangan dari partai penguasah.

Masih belum sadar dari keterkejutanku, tak lama kembali aku  dijejali dengan pernyataan yang lebih dahsyat bahwa bakal ada calon Walikota yang akan tersandung hukum yang merupakan bagian dari manufer Parpol yang berkuasa, bebernya.

Lanjut kawanku lagi, bahwa tidak hanya sampai disitu karena bakal ada manufer -manufer lebih mengejutkan lagi yang bakal dilakukan, guna memuluskan skenario yang telah direncanakan dan yang telah dijalankan.

Kini faktanya pernyataan dan prediksi  temankanku itu mulai terungkap satu persatu  setelah KPK menetapkan status tersangka terhadap  lima pimpinan mantan anggota DPRD SU dimana salah satunya adalah calon Walikota Binjai.

Faktanya lagi kota Binjai kembali digegerkan dengan peristiwa kantor KPU dibobol maling dan berdasarkan hasil penyidikan awal bahwa dalam peristiwa itu telah hilangnya hologram lembaga penyelenggara pemilu itu dan uang sejumlah lebih kurang Rp. 250 juta.

Masih menurut kawanku itu, bahwa kita harus belajar dari kasus Pilpres kemarin dimana berdasarkan hasil dari perhitungan dilapangan bahwa pasangan Prabowo-Hatta dinyatakan unggul dari pasangan Jokowi-JK untuk wilayah Sumatera Utara, namun KPU memutuskan perhitungan yang ber berbeda.

"Bukan tidak mungkin kasus yang serupa akan kembali terulang", ujar temanku itu.

Galau dan cemas, perasaan itu bercampur aduk jadi satu dirasakan beberapa orang yang mendengar pernyataan temanku itu. Bagaimana tidak karena percaya atau tidak sejumlah fakta yang dibeberkannya mendekati dari kebenaran, seperti halnya dengan kasus terbakarnya kantor KPU Surabaya setelah sejumlah media memberitakan kasus dugaan korupsi yang melibatkan pasangan calon Walikota incamben .

Kemudian salah seorang yang mendengar pembicaraan itu bertanya, apakah Pilkada Binjai akan berjalan dengan damai ???, semoga saja jawab kawanku itu, selama masyarakat tidak menggadaikan kedaulatannya dan cerdas serta dewasa dalam berpolitik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar