Rabu, 24 September 2014

SABANG, NASIBMU KINI


Kilomenter nol, maka akan terbayang dibenak kita Pulau Sabang yang terkenal dengan keperawanan pantainya yang dihiasi beragam terumbuh karang terbentang di lautan yang biru. Selain menyimpan keindahan pantai dan lautnya, Pulau Sabang ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai titik nolnya tepatnya pada tanggal 24 September 1997 oleh Menteri Negara dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi Prof.Ing BJ. Habibie.

Pulau yang berada pada posisi Lintang : 05’.54’ 21.42’ LU, Bujur : 95.13’ 00.50’ BT, dan tinggi 43,6 meter MSL itu sungguh menyimpan potinsi alam yang luar biasa, namun disayangkan belum tergali dengan maksimal dikarenakan terbelengu oleh budaya dan adat istiadat yang mengharuskan wisatawan harus menahan seleranya akan haus keindahan pantai yang eksotis.

Ironis, kini nasib Pulau Sabang yang hanya berpenduduk lebih kurang 2500 kepala keluarga itu hanya mengandalkan keindahan pantai dan kekayaan biota lautnya saja, sementera itu disisi lain sebagai daerah objek wisata alam tidak seleluasa layaknya  Pulau Bali yang terkenal dengan pantai Ligian yang dengan bebas menjajakan keindahan pantaiannya, karena tidak terikat akan adat istiadat dan budaya setempat.

Selain itu minimnya kreatifitas warga setempat dalam mengali potiensi alam lainnya,  seperti dalam hal bisnis kerajinan tangan dengan memamfaatkan sumber kekayaan alam yakni, cengkeh dan pinang. Hal hasil ketika wisatawan ingin berburuh sofenir hanya mendapatkan produk yang juga banyak ditemui di daerah lain, seperti Binjai dan Kota Medan.

Pada hal sebagai daerah yang sebelumnya telah ditetapkan menjadi Pelabuhan bebas keluar masuknya produk-produk luar negeri, serta masih banyak terdapat objek wisata pantai yang waijib harus dikunjungi bila menginjakkan kaki di Pulau Sabang, seperti pantai Iboih, Gapang, Rubiah dan pantai sumur tiga yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Kota Sabang.

Sungguh ironis kini kondisi Pulau sabang andai sedikit saja masyarakat dan pemerintah daerahnya mau membuka diri, maka Pulau Sabang akan ramai setiap harinya dikunjungi wisatawan local dan luar negeri. Tidak seperti kini yang hanya ramai dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu saja

Sekedar mengigatkan Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura).Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij.Perang Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas danKawasan Perdagangan Bebas.
Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang danUU No 4/1970 tentang ditetapkannya Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Dan atas alasan pembukaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan UU No 10/1985. Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi RegionalIndonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan.
Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang, berlangsung Jambore Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan fokus kajian ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada tahun 1998 Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal 28 September 1998.
Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22 Januari 2000. Dan kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasSabang.

Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.
Sabang juga mengalami Gempa dan Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, namun karena palung-palung di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian Sabang dijadikan sebagai tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di daratan AcehBadan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menetapkan Sabang sebagai tempat transit untuk pengiriman material konstruksi dan lainnya yang akan dipergunakan di daratan Aceh. @kezen

Sabtu, 20 September 2014

NASI SUDAH JADI BUBUR

Nasi telah jadi bubur, sepenggal kata itu kiranya dapat mewakili perasaan rakyat bangsa Indonesia saat ini, bagaimana tidak perlahan namun pasti akhirnya terungkap kepribadian aslinya Jokowi Presiden pilihan mereka.

Lebih parahnya lagi dan membuat bulu kuduk ini merinding ketika membaca sebuah artikel disalah satu media online, "status Indonesia", menuliskan Agen CIA Steven O Brein bahwa Jokowi bermuka dua orang yang ambisius dan pemimpin yang berjiwa marketing menawarkan negara indonesia kepada negara manapun.

Ditulisan artikel itu lebih lanjut dijelaskan betapa bobroknya kepribadian kepemimpinnya tidak saja menawarkan negara indonesia kepada Amerika, Inggris dan hal yang sama juga dilakukan kepada negara Cina.

Pernyataan agen CIA itu tentunya sangat beralasan bila melihat kebijakan yang yang diambil presiden terpilih Jokowi dalam menyusun kabinetnya,dinilai telah mengingkari janji-janji politik yang mengeritik keras kebijakan yang diambil presiden SBY bahwa kabinet yang disusunnya terlalu gemuk.

Namun faktanya Jokowi melakukan hal yang sama dengan berbagi kekuasaan menterinya dengan parpol pendukungnya, padahal dalam setiap kampanye selalu mengatakan tidak ada syarat dalam pencapresan kemarin.

Ironisnya lagi ketika beban rakyat semakin berat, Jokowi malah merencanakan mengurangi subsdi bbm dan kebijakan yang kontroversi dengan kebutuhan dan harapan rakyat.

"Nasi sudah jadi bubur ", semoga sejarah tidak kembali berulang ????.@keZen

Jumat, 19 September 2014

KISAH HANSIP, BUKAN TANTARO


Terhitung 1 September 2014 Hansip dibubarkan sesuai Pepres Nomor 88 Tahun 2014 menggantikan Kepres Nomor 55 tahun 1972 tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakyat (Wankamra) dan ternyata dalam perjalanan organisasi itu banyak meninggalkan cerita lucu dan menarik ditengah masyarakat.
Sejatinya kisah Si buyung pemuda perantauan yang telah puluhan tahun merantau di ibukota Jakarta, dimana kesehariannya bertugas sebagai anggota Hansip di salah satu kelurahan di Jakarta Timur.
Bagi warga si Buyung dikenal pria yang baik, jujur dan disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya sehingga tidak mengherankan hampir setiap tahun si Buyung pergi mudik ke kampung halamanya meski dengan gaji pas-pasan, karena tidak sedikit warga yang simpatik kepada si buyung dengan memberikan THR secara ikhlas.

Pada suatu kesempatan, si Buyung yang mudik berlebaran ke kampung halamannya dengan membawa sejuta rasa rindu yang menumpuk ingin bertemu dengan mandeh, angku, dan para dusanak yang lain.

Dalam pertemuan penuh rasa haru itu si Buyung yang datang terlambat, tiba-tiba muncul mengejutkan para dusanak yang berkumpul. "Coba kamu lihat Ros siapo yang datang itu", kato Amak si Buyung kepada anak bungsunya.

Sabantar yo Mak, jawab Ros, selanjutnya ia langsung bergegas berjalan ke depan teras rumah dan betapa terkejutnya Ros melihat pria yang berdiri dihadapannya berseragam lengkap dengan pakaian berwarna kehijau-hijauan. "onde mandeh ternyata abang Buyung ruponyo", ucap Ros dengan mimik wajah penuh beragam pertanyaan.

Pakaian apo yang abang pakai ini, tanya Ros ?, ini baju saragam tempat abang bekerja, jawab si Buyung. Pembicaraan si Buyung dengan adiknya itu, kiranya mengudang pertanyaan Amaknya dan para dusanak yang berkumpul.

Siapo yang datang itu Ros, tanya Amaknya, lalu dijawab si Ros, abang Buyung telah tibo Mak dengan berpakian seragam lengkap, seperti tantaro (Tentara.red). Selanjutnya si Amak kembali tertanya apo pangkatnyo ?, Ros yang masih bingung dengan seragam yang dikenakan si Buyung dan dengan polosnya menjawab, tidak tau ambo Mak, cuma yang Ros lihat topinya yang di pakai abang Buyung gambar pohon beringin dan duo bambung runcing, jelas Ros.

Pangkat apo pulo itu, ungkap Amak kembali bertanya, tidak tahu Ros Mak,...., datang kemari saja Amak biar jelas melihatnya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Amak-pun langsung bergegas melangkah kedepan teras dan diikuti dusak yang lain. Dan betapa terkejutnya mereka melihat penampilan si Buyung yang ternyata bersergam Hansip. "Ini bukan tantaro Ros tapi Hansip", ujar Rizal salah seorang kerabat dekat si Buyung.

Mendengar penjelasan Rizal, semua yang hadir hanya bisa menarik napas panjang menahan kekecewaan dan rasa penasaran yang tidak terobati, sedangkan si Buyung hanya diam seribu bahasa dan tersipu malu dengan posisi berdiri siap. Suasanapun baru mencair setelah Amak berkato, "tidak apo-apo biar si Buyung hanyo bekerja sebagai Hansip tapi tetap gagah seperti tentaro" yang diiringi gelak tawa yang lain.@keZen



      





Rabu, 17 September 2014

INGIN USAHA, IZIN GRATIS DI BINJAI

Terkejut dan bercampur bangga tetlihat dari wajah Zumiran salah seorang pengrajin bambu karena mendapatkan perizinan usahanya secara gratis dari pemerintah Kota Binjai.

"Saya tidak menyangka izin usaha saya peroleh secara gratis,sehingga dapat mengembangkan usaha saya", ucap Zumiran.

Walikota Binjai, HM Idaham SH berjanji akan terus menumbuhkan kemenangan UKM yang ada di Kota Binjai dan pertemuan ini tidak hanya sebatas seremonial saja, tegasnya pada acara sosialisasi perizinan UKM se Kota Binjai, Kamis (18/9).

Selanjutnya Idaham berharap dari hasil pertemuan ini dapat melahirkan rekomendasi alat yang dibutuhkan guna mendukung perkembangan UKM Kota Binjai, harapnya.

Sehingga akan lahir kalobarasi yang sinergi anatara pelaku usaha dengan lembaga keuangan yang ada di Kota Binjai, ujarnya menambahkan

Sehingga masalah permodalan yang selama ini dikeluhkan kesahkan dapat teratasi dan untuk memudahkan persyaratananya Pemko BINJAI telah memberikan perizinan secara gratis dan Idaham siap memberikan rekomendasi jika diperlukan, ujar Idaham.

Sedikitnya 200 UKM mendapatkan izin SIUP dan TDP secara gratis yang terdiri dari pengetahun bambu, makan ringan, penjahit pakaian serta usaha lainnya. @ reDaksi

MEDAN ZOO NASIBMU KINI

Ironis setidaknya itulah yang terkesan ketika langkah kaki kita memasuki kawasan Medan Zoo. Bagimana tidak selain jumlah satwa yang minim sehingga pengunjung hanya disuguhi pemandangan kandang yang kosong tampa berpenghuni.

Kecewa, pasti terjawab karena jauh dari harapan kita untuk dapat menikmati beragam jenis satwa yang hanya terdiri dari kurang lebih 52 sepesis dan 160 spesimen.

Selain itu kenyamanan pengunjung juga terusik dengan keberadaan warung-warung liar semakin menambah kesan kumuh Medan Zoo.

Namun kekecewaan sedikit terobati dengan kondisi alam yang sejuk dengan banyaknya pepohonan sebagai lokasi alternatif untuk beristirahat setelah lelah mengelilingi lokasi Medan Zoo yang belum maksimal pengelolananya.

Faktanya, tidak sedikit ditemui kondisi kandang satwa yang kotor dan tidak terawat.

Direktur Pengembangan PD Pembangunan Kota Medan, Sugito Hadi menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini pihaknya telah membangun komunikasi dengan pihak ketiga untuk melakukan pengembangan Medan Zoo dengan membangun fasilitas pusat hiburan keluarga fun family game Medan Zoo.

Diharapkan mampu menyedot pengunjung ke Medan Zoo karena pengunjung tidak saja disuguhi beragam jenis satwa juga dapat menikmati beragam permainan, seperti halnya water boom, dan kereta apian sehingga pengunjung dapat menikmati satwa dengan hanya menumpang kereta api, beber Sugito Hadi. @reDaksi

Senin, 15 September 2014

KABINET 16-18 JOKOWI-JK

Takut terjebak akan pencitraan dirinya sendiri, akhirnya kemarin Presiden dan Wakil Preiden terpilih Jokowi-JK mengumumkan rancangan susunan kabinetnya dengan memakai rumus 18-16 terdiri dari 34 kementrian yakni 16 orang diantaranya berasal; dari partai politik dan 18 lainnya berasal dari latar
belakang profesional atau non partai politik yang kontra produktif sebagaimana janjinya pada kampanye pilpres.

Masih belum lekang dari ingatan kita bahwa komposisi kabinet Jokowi-JK sepertinya tidak jauh berbeda dari apa yang pernah dilakukan Priesiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyusun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I dan II. Padahal sebelumnya dalam setiap kampanyenya Jokowi-JK selalu mengkeritik bahwa susunan kabinet yang dipimpin SBY terlalu gemuk dan perlu dirampingkan, bebernya kala itu.

Kemudian untuk mendukung pencitraannya selalu mengatakan, jika beliau terpilih menjadi presiden tidak mengenal akan adanya pembagian kekuasan dalam penyusunan kabinet, "silakan bergabung, tapi dengan catatan tidak ada persyaratan", ucap Jokowi mencoba menyakinkan pendukungnya.

Wacana presiden pilihan rakyat itu seperti mendapat reaksi keras dari salah satu partai politik pendukungnya PKB dan reaksi pengamat politikpun beragam menyikapinya bahkan tidak seidikit berpendapat bahwa wacana Jokowi-JK itu tidak lain bagian dari pencitraan saja.

 Faktanya kemarin Jokowi-JK rtelah mengumunkan rancangan susunan kabinetnya dengan formasi 16-18, dimana diantara 16 orang itu berasal dari partai politik tidak lain bagian dari upaya berbagi kekuasaan kepada partai politik pendukungnya. Belum lagi tuntutan dari para relawan yang sebagian besar berlatar belakang fropesional.

Sekedar mengigatkan pada era SBY-JK yang berasal dari unsur partai politik waktu itu meliputi menteri pertanian, menpora, menteri perumahan rakyat, menteri koordinator kesejahteraan rakyat, menteri negara pembangunan daerah tertinggal, menteri perhubungan, menteri pendidikan nasional, menteri sosial, menteri kopersi dan UKM, serta menteri pemberdayaan permepuan.

Pertanyaannya, mampukah Jokowi-JK menepati janjinya kepada rakyat indoneia bahwa dalam menyusun kabinet menterinya tanpa ada tekanan dari partai politik pendukungnya, apalagi selama ini berkembang opini bahwa Jokowi hanya sebatas bonekanya ibu Megawati yang notabenenya ketua PDI, sebagaimana komentar yang berkembang dimasyarakat selama ini.@reDaksi



 

TERIMAKASIH TUSUK SATENYA PAK' IDAHAM

Ibu Sri Rahayu itu tidak henti-hentinya mengucapkan syukur atas kesempatan yang diberikan Walikota Binjai HM Idaham SH, Msi yang telah menerima alat bantu pembuat tusuk sate, bagaimana tidak dengan bantuan alat itu dirinya telah berhasil membuat puluhan kilogram tusuk sate dalam waktu satu minggu dan sebagai hasil jerih payanya itu ia menerima sedikitnya Rp. 300 ribu dalam setiap minggunya

"Terimakasih Pak Idaham....,pendapatan  keluarga saya telah bertambah dan kehidupan keluarga kami semakin membaik, semoga bapak selalu diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, amin...., ungkap Sri salah seorang warga Tunggurono  Kecamtan Binjai Timur yang menerima alat bantu pembuat tusuk sate.

Menurut Sri, dalam seharinya ia mampu membuat 8-10 kg tusuk sate setiap hari, kemudian hasilnya itu langsung diserahkan kepada mitra lembaga ekonomi kerakyatan Idaman Binjai Institute (IBI) sebagai lembaga pendapingan yang bertugas memasarkan hasil dari kerajinan masyarakat tersebut.

Ungkapan yang sama juga dikatakan ibu Zamilla warga Kelurahan Payarobah Kecamatan Binjai Barat, karena dengan menerima bantuan alat press pembuat tusuk sate itu pendapatan keluarganya jahu lebih baik bahkan kini suaminya yang seharian bekerja sebagai kuli serabutan telah ikut membatu bersama-sama membuat tusuk sate sehingga seharinya produksi tusuk satenya bisa mencapai 10 kg.

"Sungguh saya tidak menyangka melalui alat pembuat tusuk sate ini persoalan ekonomi keluarga kami sangat terbantu, terimakasih Pak Idaham", ungkap wanita berusia kepala enam itu dengan mata berlinang.

Sebagaimana diketahui alat bantu pembuat tusuk sate itu merupakan bantuan dari Walikota Binjai bagi para pengerajin bambu yang tersebar di lima Kecamatan Kota Binjai. Sedikitnya telah 100 unit yang tersebar di tiga kecamatan yakni, Binjai Barat, Selatan dan Timur.

Sebagai wujud keseriusan Walikota Binjai HM. Idaham SH, Msi dalam program peningkatan ekonomi kerakyatan tidak hanya memyerahkan alat bantu pembuat tusuk sate, selanjutnya melalui lembaga IBI juga mempersiapkan ketersediaan bahan bakunya, hingga sampai pada pemasarannya.

Dengan demikian masyarakat tidak lagi dibebani oleh persoalan persedian bahan baku dan pemasarannya, sehingga masyarakat benar-benar terbantu dalam peningkatan pendapatan keluarganya dan dalam waktu dekat ini Walikota Binjai HM Idaham berencana akan menambah sedikitnya 200 alat bantu pembuat tusuk sate, ukapnya pada acara pembukaan pelatihan pengerajin bambu sekota Binjai beberapa waktu yang lalu. @redaksi the comment

    

Minggu, 14 September 2014

JANGAN ASAL PILIH AGAR TAK MENYESAL

Meski Pemilihan Walikota Binjai baru akan digelar tahun 2015 namun geliat percaturan politik di kota yang berjulukan kota Rambutan itu terasa atmosfirnya semakin mamanas saja, mulai dari perang spanduk sampai pada isu money politik.

Reaksi masyarakatpun beragam dan sebagian besar memberi reakasi negatif berpendapat seakan rakyat kota Binjai seakan sudah terbeli oleh salah seorang kandidat,"se enak perutnya aja seakan semuanya dapat dibeli dengan uang", ujar Pak Zul salah seorang tokoh pilitik di Kota Binjai.

Katanya, sebagai masyarakat yang memiliki hak kedaulatan haruslah berpolitik secara dewasa dan tidak bersikap seperti anak-anak yang akan membuang botol susunya setelah dirasakan air susu itu tidak manis. jangan jadikan politik sebagai alat pemuas kepentingan pribadi, karena yang memiliki pilih itu adalah masyarakat."Jangan gadaikan hak suara anda dengan sejumlah uang", tagas pak Zul mengulang.

Lebih lanjutnya, dewasalah dalam bepolitik dan menjadi pemimpin dengan tatap mengedepankan kepentingan orang banyak", ujar Pak Zul menambahkan.

Masih menurut Pak Zul, bahwa Kota Binjiai masih membutuhkan pemimpin yang memiliki semangat membangun kota tercintai ini dengan tetap mempertahankan aset-aset pemerintah dan tatanan teloransi beragama serta membangun ekonomi kerakyatan.

Lebuh lanjut ,Pak Zul, sebagai sebagai seorang calon pemimpin hendak memberi contoh yang baik dalam berpolitik dengan tetap menjunjung azas demokrasi yang jujur ,cerdas dan dewasa. red@ksi.