Terhitung 1 September 2014 Hansip dibubarkan sesuai Pepres Nomor 88 Tahun 2014 menggantikan Kepres Nomor 55 tahun 1972 tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakyat (Wankamra) dan ternyata dalam perjalanan organisasi itu banyak meninggalkan cerita lucu dan menarik ditengah masyarakat.
Sejatinya kisah Si buyung pemuda perantauan yang telah puluhan tahun merantau di ibukota Jakarta, dimana kesehariannya bertugas sebagai anggota Hansip di salah satu kelurahan di Jakarta Timur.
Bagi warga si Buyung dikenal pria yang baik, jujur dan disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya sehingga tidak mengherankan hampir setiap tahun si Buyung pergi mudik ke kampung halamanya meski dengan gaji pas-pasan, karena tidak sedikit warga yang simpatik kepada si buyung dengan memberikan THR secara ikhlas.
Pada suatu kesempatan, si Buyung yang mudik berlebaran ke kampung halamannya dengan membawa sejuta rasa rindu yang menumpuk ingin bertemu dengan mandeh, angku, dan para dusanak yang lain.
Dalam pertemuan penuh rasa haru itu si Buyung yang datang terlambat, tiba-tiba muncul mengejutkan para dusanak yang berkumpul. "Coba kamu lihat Ros siapo yang datang itu", kato Amak si Buyung kepada anak bungsunya.
Sabantar yo Mak, jawab Ros, selanjutnya ia langsung bergegas berjalan ke depan teras rumah dan betapa terkejutnya Ros melihat pria yang berdiri dihadapannya berseragam lengkap dengan pakaian berwarna kehijau-hijauan. "onde mandeh ternyata abang Buyung ruponyo", ucap Ros dengan mimik wajah penuh beragam pertanyaan.
Pakaian apo yang abang pakai ini, tanya Ros ?, ini baju saragam tempat abang bekerja, jawab si Buyung. Pembicaraan si Buyung dengan adiknya itu, kiranya mengudang pertanyaan Amaknya dan para dusanak yang berkumpul.
Siapo yang datang itu Ros, tanya Amaknya, lalu dijawab si Ros, abang Buyung telah tibo Mak dengan berpakian seragam lengkap, seperti tantaro (Tentara.red). Selanjutnya si Amak kembali tertanya apo pangkatnyo ?, Ros yang masih bingung dengan seragam yang dikenakan si Buyung dan dengan polosnya menjawab, tidak tau ambo Mak, cuma yang Ros lihat topinya yang di pakai abang Buyung gambar pohon beringin dan duo bambung runcing, jelas Ros.
Pangkat apo pulo itu, ungkap Amak kembali bertanya, tidak tahu Ros Mak,...., datang kemari saja Amak biar jelas melihatnya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Amak-pun langsung bergegas melangkah kedepan teras dan diikuti dusak yang lain. Dan betapa terkejutnya mereka melihat penampilan si Buyung yang ternyata bersergam Hansip. "Ini bukan tantaro Ros tapi Hansip", ujar Rizal salah seorang kerabat dekat si Buyung.
Mendengar penjelasan Rizal, semua yang hadir hanya bisa menarik napas panjang menahan kekecewaan dan rasa penasaran yang tidak terobati, sedangkan si Buyung hanya diam seribu bahasa dan tersipu malu dengan posisi berdiri siap. Suasanapun baru mencair setelah Amak berkato, "tidak apo-apo biar si Buyung hanyo bekerja sebagai Hansip tapi tetap gagah seperti tentaro" yang diiringi gelak tawa yang lain.@keZen
Pada suatu kesempatan, si Buyung yang mudik berlebaran ke kampung halamannya dengan membawa sejuta rasa rindu yang menumpuk ingin bertemu dengan mandeh, angku, dan para dusanak yang lain.
Dalam pertemuan penuh rasa haru itu si Buyung yang datang terlambat, tiba-tiba muncul mengejutkan para dusanak yang berkumpul. "Coba kamu lihat Ros siapo yang datang itu", kato Amak si Buyung kepada anak bungsunya.
Sabantar yo Mak, jawab Ros, selanjutnya ia langsung bergegas berjalan ke depan teras rumah dan betapa terkejutnya Ros melihat pria yang berdiri dihadapannya berseragam lengkap dengan pakaian berwarna kehijau-hijauan. "onde mandeh ternyata abang Buyung ruponyo", ucap Ros dengan mimik wajah penuh beragam pertanyaan.
Pakaian apo yang abang pakai ini, tanya Ros ?, ini baju saragam tempat abang bekerja, jawab si Buyung. Pembicaraan si Buyung dengan adiknya itu, kiranya mengudang pertanyaan Amaknya dan para dusanak yang berkumpul.
Siapo yang datang itu Ros, tanya Amaknya, lalu dijawab si Ros, abang Buyung telah tibo Mak dengan berpakian seragam lengkap, seperti tantaro (Tentara.red). Selanjutnya si Amak kembali tertanya apo pangkatnyo ?, Ros yang masih bingung dengan seragam yang dikenakan si Buyung dan dengan polosnya menjawab, tidak tau ambo Mak, cuma yang Ros lihat topinya yang di pakai abang Buyung gambar pohon beringin dan duo bambung runcing, jelas Ros.
Pangkat apo pulo itu, ungkap Amak kembali bertanya, tidak tahu Ros Mak,...., datang kemari saja Amak biar jelas melihatnya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Amak-pun langsung bergegas melangkah kedepan teras dan diikuti dusak yang lain. Dan betapa terkejutnya mereka melihat penampilan si Buyung yang ternyata bersergam Hansip. "Ini bukan tantaro Ros tapi Hansip", ujar Rizal salah seorang kerabat dekat si Buyung.
Mendengar penjelasan Rizal, semua yang hadir hanya bisa menarik napas panjang menahan kekecewaan dan rasa penasaran yang tidak terobati, sedangkan si Buyung hanya diam seribu bahasa dan tersipu malu dengan posisi berdiri siap. Suasanapun baru mencair setelah Amak berkato, "tidak apo-apo biar si Buyung hanyo bekerja sebagai Hansip tapi tetap gagah seperti tentaro" yang diiringi gelak tawa yang lain.@keZen
bajuang, bajuang, baju den tak jale, he,.......
BalasHapus