Selasa, 25 November 2014

UKM BANK SUMUT EKSPO DIBUKA, TUSUK SATE BINJAI LANGSUNG TERJUAL

Untuk sekian kali tusuk sate Binjai mendapat kesempatan mengikuti pameran UKM Bank Sumut Ekspo yang diselenggarakan selama tiga hari  dihalaman  parkir Kantor Pusat Bank Sumut Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (25-27/11).

"usai pembukaan sudah 1kg yang terjual pak", jelas Siska salah seorang penjaga stand.

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa sejak pameran dibuka salah seorang peserta stand penjual makanan langsung membeli tusuk sate yang kita pamerkan,jelasnya.

Kata pembeli itu, kualitas tusuk sate Binjai ini sudah cukup baik sesuai dengan produk yang berdar dipasaran, bebernya.

Bahkan pembeli itu mengakui bahwa harga masih sangat murah bila dibandingkan dengan yang beredar dipasaran, sambungnya.

Dalam kesempatan itu Idaman Binjai Institute sebagai lembaga pendampingan ekonomi kerakyatan juga memamerkan produk lainnya seperti ikan lele asap, beragam produk berbahan baku dari ubi-ubian. @keZen

Sabtu, 15 November 2014

NAMU BELAGA PESONA AIR TERJUN YANG BELUM TERGALI

Air terjun itu diberinama Namu Balanga  atau oleh masyarakat setempat disebut air terjun rata air yang terletak di Kecamatan Sei Bingai dan dapat ditempuh lebih kurang dua jam perjalanan dari Kota Binjai dengan mengendarai sepeda motor atau kendaraan roda empat.

Keindahan air terjunnya yang masih perawan itu begitu mempesona bagi para pencinta alam, dimana airnya yang begitu jernih bagaikan sebening kaca sehingga mampu memikat setiap pengunjung yang pernah menginjakkan kakinya ke lokasi air terjun Namu Belaga. 

Namun untuk dapat sampai kelokasi air terjun, pengunjung disarankan terlebih dahulu  harus mengganti kendaraannya dengan kendaraan khusus dan ditemani seorang pemandu, karena medan yang dilalui  cukup berat yang penuh dengan kubangan lupur dan dalam.

Sebelum mencapai air terjun Namu Belaga kami terlebih dahulu mencapai  Desa Banyak Pinang yang ditempuh selama lebih kurang satu jam perjalanan.

Kemudian perjalanan kami dilanjutkan dengan menelusuri jalan setapak hutan Bukit Barisan yang banyak ditumbuhi pepohonan aren,  sebelum  sampai kebibir bukit  letak air terjun itu berada. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menelusuri jalan setapak  diantara dinding bukit yang menurun dan licin, serta sangat menguras tenaga, karena sewaktu-waktu kita bisa tergelincir jatuh kedalaman jurang yang dalam. Untuk itu sangat dituntut kewaspadaan dan berhati -hati dalam setiap langkah yang dilalui.

Bahkan saya bersama kedua rekan saya terpaksa harus melepas alas kaki  dan  disarankan agar membawa perlengkapan yang cukup, apalagi bila bepergian dimusim penghujan.

Setelah lebih kurang setengah jam kami  menelusuri dinding bukit  yang  terjal dan bebatuan kelelahan yang ku rasakan akhirnya terbalas juga setelah melihat keindahan air terjun yang masih perawan itu.

Air yang menyucur melalui dinding tebing setinggi lebih kurang 20 meter itu seakan menggoda aku untuk menceburkan tubuh kedalaman air kolam  yang dingin dan jernih sebening kaca itu. Rasa letih selama  perjalanan rasanya terbalas sudah."Subahanallah dengan segala kebesaran dan keagunganMu ya Allah", amin. @keZen

Minggu, 09 November 2014

DIPAMERKAN DI MEDAN TUSUK SATE BINJAI DIBURU

Permintaan akan tusuk sate Binjai cukup tinggi pada pegelaran  budaya dan teknologi ekonomi kreatif Kota Binjai  yang digelar di merdeka walk Kota Medan, Sabtu/Minggu (8.9/11).

"Permintaan akan tusuk sate cukup tinggi dan sepertinya pameran yang digelar selama dua hari ini cukup berhasil ", beber Kadis Perindag dan Koperasi Kota Binjai, T.Syarifuddin kepada The Comment, Minggu (9\11).

Jelasnya, bahwa selama pemeran berlangsung transaksi akan permintaan tusuk sate terbilang cukup tinggi, hal itu sejalan dengan banyak pengunjung yang mengunjungi stand Dinas Perindag dan Koperasi.

Pada umumnya pengunjung banyak yang membeli tusuk sate Binjai bahkan ada permintaan dalam jumlah besar, sambung T.Syarifuddin.

Sejatinya pagelaran budaya dan pameran teknologi ekonomi kreatif yang digelar Pemko Binjai mendapat antusias yang cukup tinggi dari masyarakat Kota Medan dan kita berharap acara yang sama dapat diselenggarakan lagi, harapnya.

Acara pagelaran budaya dan ekonomi kreatif Kota Binjai dibuka langsung oleh Walikota, HM.Idaham SH,Msi dan didampingi Ibu Walikota Hj.Lisa Idaham.

"Saya sangat bangga dengan produk yang dihasilkan masyarakat kota Binjai karena mampu bersaing dengan produk dari daerah lain",ungkap Idaham dalam sambutannya. @keZen

Rabu, 29 Oktober 2014

KONJEN JEPANG "KETUSUK SATE "

Konjen Jepang untuk Indonesia di Sumatra Utara, Mr Yuji  Hamada "ketusuk  sate "di Pameran Pembangunan Kota  Binjai (hapsak) 2014, Kamis (30/10).

Maaf,...., pembaca diminta  jangan langsung berasumsi negatif karena Konjen Jepang bukan terkena tusuk sate, melainkan petinggi Konjen Jepang itu berkesempatan  menyaksikan secara langsung pembuatan tusuk sate ketika  mengunjungi stand Dinas Perindag dan Koperasi pada acara hapsak Kota Binjai.

"ini sungguh luar biasa dan hasilnya sangat baik", sebut Mr.Yuji sembari mengangkat  jempol jari tangan kanannya kepada Walikota Binjai, HM Idaham SH, Msi dan Ibu Walikota Hj.Lisa Idaham yang mendampinginya saat itu.

Dijelaskan Idaham,  bahwa produk tusuk sate tersebut merupakan hasil dari kerajinan tangan ibu-ibu rumah tangga yang tersebar di lima sekecamatan Kota Binjai.

"Sedikitnya saat ini telah 300 unit alat pres pembuat tusuk sate batuan Pemko Binjai yang telah diserahkan", jelas Idaham menambahkan.

Lebih lanjut Walikota Binjai menjelaskan, bahwa dengan berjalannya program kerajinan tusuk sate itu, sungguh sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena mampuh menambah pendapatan setiap rumah tangga.

Sedikitnya berkisar Rp. 100 ribu sampai dengan Rp. 150 ribu bertambah pendapatan keluarga  masing -masing per-rumah tangga, jelas Idaham menambahkan. @keZen

Senin, 27 Oktober 2014

WUJUDKAN EKONOMI MANDIRI, LAGI WALIKOTA BINJAI SERAHKAN 100 UNIT ALAT PEMBUAT TUSUK SATE

Mengangkat tema melalui pelatihan pengerajin bambu "Kita Wujudkan Kesejahteraan Keluarga Berbasis Ekonomi Mandiri ", Walikota Binjai H.Idaham SH,Msi untuk sekian kalinya kembali menyerahkan 100 unit alat pres pembuat tusuk sate kepada seratus pengerajin bambu sekota Binjai, Selasa (28/10).

"Saya berharap dengan penyerahan alat pembuat tusuk sate ini dapat menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan", ungkap Idaham.

Sejatinya sebanyak 200 unit alat pres pembuat tusuk sate yang telah dibagikan kepada masyarakat, maka dengan demikian sebanyak itu pula jumlah pengerajin bambu yang telah terbina saat ini.

Untuk berikutnya lagi dalam waktu dekat ini sejumlah 100 unit akan dibagi -bagikan kepada masyarakat , khususnya diperuntukkan bagi kader Pos Yandu, guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat,  jelas Idaham.

Lanjutnya, bahwa minat masyarakat untuk terlibat dalam program padat karya peningkatan ekonomi kerakyatan yang tengah digalakkan mendapatkan respons yang cukup baik. Itu terbukti dengan adanya  permintaan dari kader pos Yandu yang ingin berperan serta menjadi pengerajin tusuk sate.

"Menjadi pengerajin tusuk sate ternyata cukup menjanjikan bagi peningkatan ekonomi keluarga ", ujar Idaham menambahkan.

Linda (43), salah seorang peserta pelatihan merasa bangga telah diberikan kesempatan ikut dalam program pelatihan tersebut.

"Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Walikota Binjai Bapak Idaham telah diberikan  kesempatan menjadi seorang wirausahawan ", ungkapnya.

Menurutnya, meski alat yang diserahkan masih sederhana namun pada hakekatnya bapak Idaham telah membuka peluang kepada masyarakat untuk menjadi seorang pengusaha kecil, beber Linda.

Kegiatan yang diprakarsai Dekeranas Kota Binjai itu  ditandai dengan  penyerahan alat pres pembuat tusuk sate oleh Ketua Dekeranas, Hj. Lisa Idaham SH didampingi Walikota Binjai Idaham SH, Msi, Kadis Perindag  dan Koperasi, T. Syarifuddin dan pengurus Idaman Binjai Institute (IBI) sebagai lembaga pendampingan ekonomi kerakyatan. @keZen

Rabu, 15 Oktober 2014

KAMI BUKAN TIONGHA, TAPI WARGA KELAS SATU

Joko tidak mampu menutupi kekesalannya menyaksikan rumah beserta ladang peninggalan almarhum orang tuanya telah dikuasai Acai warga keturunan tiongha, bahkan dirinya tidak mampu berbuat banyak melihat Wiranto keponakannya mendapat perlakuan kasar dari Acai karena dianggap tidak becus membersihkan mobil majikannya.

"Kurang ajar sekali si Acai telah  membentak keponakan aku, mentang -mentang sekarang telah menguasai hampir semua tanah yang ada dikampung ini ", ujar Joko kepada istrinya Wati ketika itu.

Sementara itu Wati hanya  bisa berkata, "Yang sabar mas" kepada suaminya, karena saat ini kondisi telah berbeda, ungkap Wati kepada suaminya.

Lanjut Wati, bahwa sebagian besar tanah dan lahan pertanian di desa Ciberem  Kabupaten Deli Serdang  telah dikuasai warga keturunan tiongha, sedangkan warga pribumi hanya bekerja sebagai buruh taninya.

"Mereka tidak lagi menganggap dirinya sebagai warga turunan,tapi sebagai warga kelas satu ", tukas Wati.

Sehingga tidak mengherankan kalau Acai memperlakukan Wiranto sekasar itu karena mereka menganggap bisa membeli semuanya,termasuk bisa membeli hukum dan menganggap kebal hukum, beber Wati.

Kalau Mas tidak percaya sambung Wati kepada suaminya, dipersilakan untuk  mengecek langsung atau menanyakan kepada Pak Kades hampir semua lahan di desa ini telah berganti kepemilikannya, jelas Wati dengan nada suara sedikit keras.

Joko kurang lebih 11 tahun tidak pulang ke kampungnya. Pengalaman hidup di ibu kota mengajarkannya bahwa pengalaman yang didapat juga terjadi di kampungnya.

Hidup di kota Joko hanya  mampu mengontrak kamar 3x2 meter sementara hampir sebagian besar pemilik perumahan mewah dan apartemen diuni warga keturunan tiongha sementara kita sebagai warga pribumi asli sebagian pewaris pejuang kemerdekaan hanya sebagian tamu di negeri sendiri.

Apalagi saat ini Jakarta dipimpin seorang bekas keturunan tiongha,  membuat batin ini terluka menyaksikan bagaimana seorang PNS yang telah mengabdi puluhan tahun kepada bangsa dan negara ini mendapat perlakuan yang tidak simpatik sebagai seorang kepala daerah,  jelas  Joko kepada istrinya.

"Kini nasi telah jadi bubur,  masyarakat terperdaya dengan pencitraan pemimpin yang merakyat,  sekarang baru tau rasa bagaimana rasanya dijajah oleh mereka bermata sipit ", tukas Joko menambahkan.

Benar yang mamak katakan, sambung Joko kepada istrinya, kini hampir setiap jengkal tanah di kota -kota besar dan perdesaan telah dikuasai warga keturunan tiongha. Kalau negara Amerika Serikat warga tiongha hanya bisa hidup dikawasan Cina twon sementara di negara Indonesia mereka bebas menguasai dan memiliki lahan di daerah manapun, artinya  semua tanah menjadi kawasan cina town, ungkap Joko dengan nada kesal.

Ungkapan Joko itu disambut tepuk tangan teman-temannya dan warga lainnya yang kebetulan mendengar pembicaraan itu. Selanjutnya disertai teriakan emosional menyadari fakta kondisi yang menimpa bangsa Indonesia saat ini.  @kezen

Selasa, 14 Oktober 2014

SUDAH AMANKAH MENITIPKAN ANAK DI SEKOLAH

Sudah amankah menitipkan anak kita di sekolah?, tentunya ini menjadi pertanyaan besar bagi setiap orangtua siswa,bagaimana tidak hampir setiap hari kasus kekerasan disertai pelecehan seksual terjadi disejumlah sekolah di Indonesia.

Sejatinya kasus kekerasan antar pelajar kembali terulang dan ironisnya kali ini melibatkan pelajar SD di Sumatra Barat hingga berujung keproses hukum.

Lagi, peristiwa yang sama kembali terulang di Medan seorang siswa kelas 5SD menjadi korban kekerasan disertai pelecehan seksual dilakukan teman sekelasnya.

Faktanya berdasarkan data analisis Komisi Perlindungan Anak Indonesia bahwa pada tahun 2010 sedikitnya telah terjadi 2.46 kasus, kemudian pada tahun 2011sedikitnya terjadi 2.463 kasus, selanjutnya pada tahun 2012 terjadi 2.626 kasus dan pada tahun 2013 terjadi 3.339 kasus, sementara itu pada tiga bulan pertama pada tahun 2014 sedikitnya 252 kasus yang dilaporkan.

Komisi Perlindungan Anak menyimpulkan bahwa kasus kekerasan disertai pelecehan seksual setiap tahunnya terus mengalami peningkatan 40 persen setiap tahunnya.

Menurut fisikolog Hj Lisa M.Idaham, bahwa telah terjadi pergeseran nilai -nilai sosial ditengah masyarakat dan lingkungan sekolah, baik itu nilai kesopanan, telorasi, gotong royong dan rasa kepedulian antar  sesama, jelasnya.

Selain itu faktor perkembangan informasi dan teknologi turut memicu tumbuhnya budaya kekerasan dilingkungan pelajar. Untuk itu peran serta guru dan orang tua murid sangat ditutut dalam menanam dan menumbuh kembangkan nilai -nilai sosial dilingkungan keluarga dan sekolah,  jelas Lisa. @kezen 

MEDAN ZOO TERTINGGAL JAUH DARI KBS

"Sangat jauh tertinggal pembangunan dan fasilitas yang tersedia di Medan Zoo bila dibandingkan dengan Kebun Binatang Surabaya (KBS)", ungkap Direktur Pengembangan PD Kota Medan,Sugito Hadi, SE ketika mengunjungi KBS, Sabtu (13/10).

Lanjutnya,  ketika mengunjungi KBS para pengunjung lelah menikmati beragam satwa yang ada, dan ironisnya kondisi itu berbanding terbalik ketika mengunjungi Medan Zoo karena kelelahan pengunjung tidak terobati karena fasilitas dan satwa yang tersedia jauh dari yang diharapkan, ungkap Gito.

Masih menurut Gito, Untuk dapat memanjakan pengunjung Medan Zoo maka diperlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu dalam waktu dekat ini Medan Zoo akan berbenah diri dengan menambah satwa, infrastruktur dan fasilitas hiburan keluarga, ujarnya.

"lelahnya berbeda  ketika mengunjungi KBS karena  banyak beragam satwa yang bisa dilihat, sedangkan ketika mengunjungi Medan Zoo hanya yang didapat lelah tubuh mengelilingi medan yang luas ", tukas Gito. @kezen

Minggu, 12 Oktober 2014

TUSUK SATE BINJAI MENUSUK PERHATIAN WAGUBSU

Semangat Pemko Binjai untuk meningkatkan dan menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan melalui program pengerajin tusuk sate, kiranya sangat mengusik perhatian Wakil Gubernur Sumatera Utara, H.T Erry Nuradi dengan mengunjungi sekretariat Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Idaman Binjai Institute (IBI), Jumat (8/10).

"Program pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang dilakukan Pemko Binjai ini telah menusuk-nusuk perhatian saya",ungkap Wagubsu .

Ungkapan Wagubsu itu sangatlah beralasan, karena telah  melihat hasil produksi yang sangat baik juga sistem manajemen pengelolaan yang profesional, sebagaimana dijelaskan Walikota Binjai, HM. Ideham SH, Msi dikesempatan kunjungan tersebut.

Dijelaskan Idaham, masyarakat yang telah mendapat bantuan alat pembuat tusuk sate, juga oleh  IBI sebagai lembaga pendampingan ekonomi kerakyatan mendapat pembinaan cara pengelolaan bambu yang baik.

Selanjutnya juga mengelola  ketersediaan bahan baku dan seterusnya membeli tusuk sate yang dihasilkan dari masyarakat, "masyarakat tidak lagi dipusingkan ketersediaan bahan baku serta pemasarannya  karena telah mendapat pendampingan dari IBI, beber Walikota Binjai kepada Wagubsu.

Masih menurut Idaham, bahwa pangsa pasar masih terbuka lebar bahkan saat ini IBI telah mendapat penawaran ekspor ke Malaysia dan Brunei, jelasnya menambahkan.@kezen 

Sabtu, 04 Oktober 2014

DEMOKRASI "GILA"

"Untuk anak, kok coba-coba", masih ingatkah kita dengan pesan iklan yang satu ini ??, jika melihat kondisi perkembangan demokrasi di negeri Indonesia tercinta ini, sepertinya tidak jahu berbeda dengan iklan diatas, "demokrasi kok coba-coba", khususnya dalam pemilihan kepala daerah.

Faktanya dalam hitungan hari dua undang-undang dilahirkan, sejatinya setelah melalui perdebatan yang keras akhirnya DPR RI mengesahkan UU Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah, namum berselang beberapa hari kemudian presiden SBY mengeluarkan Perppu Nomor 1 tahun 2014 pengganti undang-undang tersebut.

Alasannya karena beragam penolakan dari elemen masyarakat yang mengiginkan pemilihan kepala daerah dipilih secara langsung, padahal usulan UU Nomor 22 Tahun 2014 lahir dari eksekutif, dan tentunya kondisi ini sangat membingungkan masyarakat sebagai pemengang hak konstitusi. 

Pertanyaannya, mau dibawa kemana demokrasi di negeri ini ?, beragam commentar menyikapi UU Pilkda vs Perppu, ada yang mendukung bahkan tidak sedikit yang menyesalkannya. 

Yusuf misalnya, caleg DPRD berasal dari salah satu Parpol di Kabupaten Kota Sumatera Utara, dirinya harus menean pil pahit dalam proses demokrasi "gila" yang terjadi didaerahnya. Faktanya tidak sedikit rupiah yang telah digelontorkan Yusuf untuk dapat terpilih sebagai anggota DPRD, segala proses sosialisasi telah dilakukan, mulai dari pengobatan gratis, senam sehat, perjalanan wisata dan terkahir pemberian penganti uang transport ke TPS pagi para pendukungnya juga telah diberikan.

Ironisnya yang terjadi ketika detik-detik dihari pemilihan, ternyata caleg yang berani memberikan uang yang lebih besar yang dipilih masyarakat, sungguh sudah "gila" demokrasi dinegeri ini, masyarakat sudah tidak memiliki hati nurani lagi dan menggunakan akal sehat pada saat memilih wakilnya di DPRD, ungkapnya disebuah kesempatan.  

Berangkat dari pengalaman Yusuf, banyak pelajaran berharga yang bisa dihambil, ternyata sebagian besar masyarakat masih belum dewasa dalam memahami apa itu demkorasi. Bagi masyarakat apa yang bisa didapat dan dirasakan ketika itu, maka itulah yang menjadi dasar pilihan masyarakat dan sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika pemilihan berlangsung, masyarakat sudah tidak mempedulikan lag latar belakang celeg yang bakal akan dipilihanya, meski si caleg  tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tidak jelas, bandar judi, bahkan gembong penjahat sekalipun asal si celeg memberikan uang yang lebih besar pada saat pemilihan, maka itu yang menjadi pilihannya.

Jika meilhat kembali kebelakang tentang teori Polybios siklus terbentuknya pemerintahan di suatu negara, biladihubungkan dengan kondisi perkembangan demokarasi yang terjadi dinegara kita saat ini. Terbayang dibenak kita akan kebenaran teori tersebut. dimulai dari terbentuknya pemerintahan Monarki yang pada mulanya mendirikan kekuasaan atas rakyat dengan baik dan dapat dipercaya. Lama kelamaan keturunan sang raja (yang kesekian) tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum, bahkan cenderung sewenang-wenang dan menindas rakyat. Sejak itu Monarki bergeser menjadi Tirani.

Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang-wenang, muncullah kaum bangsawan yang bersekongkol untuk melawan. Mereka bersatu, tampil ke muka melawan (mengadakan pemberontakan) sehingga kekuasaan beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh beberapa orang dan memperhatikan kepentingan umum, serta bersifat balk. 


Sejak saat itulah pemerintahan berubah dari Tirani menjadi Aristokrasi. Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan kepentingan umum lama kelamaan (keturunannya) tidak lagi menjalankan keadilan dan hanya mementingkan diri sendiri. Keadaan itu mengakibatkan pemerintahan Aristokrasi bergeser ke Oligarki. 

Dalam pemerintahan Oligarki yang tidak ada keadilan, rakyat berontak mengambil alih kekuasaan untuk memperbaiki nasib. Rakyat menjalankan kekuasaan negara demi kepentingan rakyat. Akibatnya, pemerintah bergeser menjadi demokrasi.

Namun, pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan banyak diwarnai kekacauan, kebobrokan, dan korupsi sehingga hukum sulit ditegakkan. Masing-masing pihak ingin mengatur sendiri. Keadaan itu mengakibatkan bergesernya demokrasi menjadi Okhlokrasi.


Kemudian pemerintahan okhlokrasi ini muncul seorang yang kuat dan berani yang dengan kekerasan dapat memegang pemerintahan. Dengan demikian, pemerintahan kembali dipegang oleh satu orang lagi dalam bentuk monarki.



Perjalanan siklus pemerintahan di atas memperlihatkan pada kita akan adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara bentuk pemerintahan yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya Polybios beranggapan bahwa lahirnya pemerintahan yang satu sebagai akibat daripemerintahan yang sebelumnya yang telah ada. @kezen

Rabu, 24 September 2014

SABANG, NASIBMU KINI


Kilomenter nol, maka akan terbayang dibenak kita Pulau Sabang yang terkenal dengan keperawanan pantainya yang dihiasi beragam terumbuh karang terbentang di lautan yang biru. Selain menyimpan keindahan pantai dan lautnya, Pulau Sabang ditetapkan pemerintah Indonesia sebagai titik nolnya tepatnya pada tanggal 24 September 1997 oleh Menteri Negara dan Teknologi/Ketua BPP Teknologi Prof.Ing BJ. Habibie.

Pulau yang berada pada posisi Lintang : 05’.54’ 21.42’ LU, Bujur : 95.13’ 00.50’ BT, dan tinggi 43,6 meter MSL itu sungguh menyimpan potinsi alam yang luar biasa, namun disayangkan belum tergali dengan maksimal dikarenakan terbelengu oleh budaya dan adat istiadat yang mengharuskan wisatawan harus menahan seleranya akan haus keindahan pantai yang eksotis.

Ironis, kini nasib Pulau Sabang yang hanya berpenduduk lebih kurang 2500 kepala keluarga itu hanya mengandalkan keindahan pantai dan kekayaan biota lautnya saja, sementera itu disisi lain sebagai daerah objek wisata alam tidak seleluasa layaknya  Pulau Bali yang terkenal dengan pantai Ligian yang dengan bebas menjajakan keindahan pantaiannya, karena tidak terikat akan adat istiadat dan budaya setempat.

Selain itu minimnya kreatifitas warga setempat dalam mengali potiensi alam lainnya,  seperti dalam hal bisnis kerajinan tangan dengan memamfaatkan sumber kekayaan alam yakni, cengkeh dan pinang. Hal hasil ketika wisatawan ingin berburuh sofenir hanya mendapatkan produk yang juga banyak ditemui di daerah lain, seperti Binjai dan Kota Medan.

Pada hal sebagai daerah yang sebelumnya telah ditetapkan menjadi Pelabuhan bebas keluar masuknya produk-produk luar negeri, serta masih banyak terdapat objek wisata pantai yang waijib harus dikunjungi bila menginjakkan kaki di Pulau Sabang, seperti pantai Iboih, Gapang, Rubiah dan pantai sumur tiga yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari Kota Sabang.

Sungguh ironis kini kondisi Pulau sabang andai sedikit saja masyarakat dan pemerintah daerahnya mau membuka diri, maka Pulau Sabang akan ramai setiap harinya dikunjungi wisatawan local dan luar negeri. Tidak seperti kini yang hanya ramai dikunjungi wisatawan pada waktu-waktu tertentu saja

Sekedar mengigatkan Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura).Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij.Perang Dunia II ikut memengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup.
Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas danKawasan Perdagangan Bebas.
Gagasan itu kemudian diwujudkan dan diperkuat dengan terbitnya UU No 3/1970 tentang Perdagangan Bebas Sabang danUU No 4/1970 tentang ditetapkannya Sabang sebagai Daerah Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Dan atas alasan pembukaan Pulau Batam sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Sabang terpaksa dimatikan berdasarkan UU No 10/1985. Kemudian pada tahun 1993 dibentuk Kerja Sama Ekonomi RegionalIndonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang membuat Sabang sangat strategis dalam pengembangan ekonomi di kawasan Asia Selatan.
Pada tahun 1997 di Pantai Gapang, Sabang, berlangsung Jambore Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang diprakarsai BPPT dengan fokus kajian ingin mengembangkan kembali Sabang. Disusul kemudian pada tahun 1998 Kota Sabang dan Kecamatan Pulo Aceh dijadikan sebagai Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang bersama-sama KAPET lainnya, diresmikan oleh Presiden BJ Habibie dengan Keppes No. 171 tahun 1998 pada tanggal 28 September 1998.
Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22 Januari 2000. Dan kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan BebasSabang.

Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.
Sabang juga mengalami Gempa dan Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, namun karena palung-palung di Teluk Sabang yang sangat dalam mengakibatkan Sabang selamat dari tsunami. Sehingga kemudian Sabang dijadikan sebagai tempat transit udara dan laut yang membawa bantuan untuk korban tsunami di daratan AcehBadan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias menetapkan Sabang sebagai tempat transit untuk pengiriman material konstruksi dan lainnya yang akan dipergunakan di daratan Aceh. @kezen

Sabtu, 20 September 2014

NASI SUDAH JADI BUBUR

Nasi telah jadi bubur, sepenggal kata itu kiranya dapat mewakili perasaan rakyat bangsa Indonesia saat ini, bagaimana tidak perlahan namun pasti akhirnya terungkap kepribadian aslinya Jokowi Presiden pilihan mereka.

Lebih parahnya lagi dan membuat bulu kuduk ini merinding ketika membaca sebuah artikel disalah satu media online, "status Indonesia", menuliskan Agen CIA Steven O Brein bahwa Jokowi bermuka dua orang yang ambisius dan pemimpin yang berjiwa marketing menawarkan negara indonesia kepada negara manapun.

Ditulisan artikel itu lebih lanjut dijelaskan betapa bobroknya kepribadian kepemimpinnya tidak saja menawarkan negara indonesia kepada Amerika, Inggris dan hal yang sama juga dilakukan kepada negara Cina.

Pernyataan agen CIA itu tentunya sangat beralasan bila melihat kebijakan yang yang diambil presiden terpilih Jokowi dalam menyusun kabinetnya,dinilai telah mengingkari janji-janji politik yang mengeritik keras kebijakan yang diambil presiden SBY bahwa kabinet yang disusunnya terlalu gemuk.

Namun faktanya Jokowi melakukan hal yang sama dengan berbagi kekuasaan menterinya dengan parpol pendukungnya, padahal dalam setiap kampanye selalu mengatakan tidak ada syarat dalam pencapresan kemarin.

Ironisnya lagi ketika beban rakyat semakin berat, Jokowi malah merencanakan mengurangi subsdi bbm dan kebijakan yang kontroversi dengan kebutuhan dan harapan rakyat.

"Nasi sudah jadi bubur ", semoga sejarah tidak kembali berulang ????.@keZen

Jumat, 19 September 2014

KISAH HANSIP, BUKAN TANTARO


Terhitung 1 September 2014 Hansip dibubarkan sesuai Pepres Nomor 88 Tahun 2014 menggantikan Kepres Nomor 55 tahun 1972 tentang Penyempurnaan Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakyat (Wankamra) dan ternyata dalam perjalanan organisasi itu banyak meninggalkan cerita lucu dan menarik ditengah masyarakat.
Sejatinya kisah Si buyung pemuda perantauan yang telah puluhan tahun merantau di ibukota Jakarta, dimana kesehariannya bertugas sebagai anggota Hansip di salah satu kelurahan di Jakarta Timur.
Bagi warga si Buyung dikenal pria yang baik, jujur dan disiplin dalam menjalankan tugas-tugasnya sehingga tidak mengherankan hampir setiap tahun si Buyung pergi mudik ke kampung halamanya meski dengan gaji pas-pasan, karena tidak sedikit warga yang simpatik kepada si buyung dengan memberikan THR secara ikhlas.

Pada suatu kesempatan, si Buyung yang mudik berlebaran ke kampung halamannya dengan membawa sejuta rasa rindu yang menumpuk ingin bertemu dengan mandeh, angku, dan para dusanak yang lain.

Dalam pertemuan penuh rasa haru itu si Buyung yang datang terlambat, tiba-tiba muncul mengejutkan para dusanak yang berkumpul. "Coba kamu lihat Ros siapo yang datang itu", kato Amak si Buyung kepada anak bungsunya.

Sabantar yo Mak, jawab Ros, selanjutnya ia langsung bergegas berjalan ke depan teras rumah dan betapa terkejutnya Ros melihat pria yang berdiri dihadapannya berseragam lengkap dengan pakaian berwarna kehijau-hijauan. "onde mandeh ternyata abang Buyung ruponyo", ucap Ros dengan mimik wajah penuh beragam pertanyaan.

Pakaian apo yang abang pakai ini, tanya Ros ?, ini baju saragam tempat abang bekerja, jawab si Buyung. Pembicaraan si Buyung dengan adiknya itu, kiranya mengudang pertanyaan Amaknya dan para dusanak yang berkumpul.

Siapo yang datang itu Ros, tanya Amaknya, lalu dijawab si Ros, abang Buyung telah tibo Mak dengan berpakian seragam lengkap, seperti tantaro (Tentara.red). Selanjutnya si Amak kembali tertanya apo pangkatnyo ?, Ros yang masih bingung dengan seragam yang dikenakan si Buyung dan dengan polosnya menjawab, tidak tau ambo Mak, cuma yang Ros lihat topinya yang di pakai abang Buyung gambar pohon beringin dan duo bambung runcing, jelas Ros.

Pangkat apo pulo itu, ungkap Amak kembali bertanya, tidak tahu Ros Mak,...., datang kemari saja Amak biar jelas melihatnya. Untuk menghilangkan rasa penasarannya, Amak-pun langsung bergegas melangkah kedepan teras dan diikuti dusak yang lain. Dan betapa terkejutnya mereka melihat penampilan si Buyung yang ternyata bersergam Hansip. "Ini bukan tantaro Ros tapi Hansip", ujar Rizal salah seorang kerabat dekat si Buyung.

Mendengar penjelasan Rizal, semua yang hadir hanya bisa menarik napas panjang menahan kekecewaan dan rasa penasaran yang tidak terobati, sedangkan si Buyung hanya diam seribu bahasa dan tersipu malu dengan posisi berdiri siap. Suasanapun baru mencair setelah Amak berkato, "tidak apo-apo biar si Buyung hanyo bekerja sebagai Hansip tapi tetap gagah seperti tentaro" yang diiringi gelak tawa yang lain.@keZen



      





Rabu, 17 September 2014

INGIN USAHA, IZIN GRATIS DI BINJAI

Terkejut dan bercampur bangga tetlihat dari wajah Zumiran salah seorang pengrajin bambu karena mendapatkan perizinan usahanya secara gratis dari pemerintah Kota Binjai.

"Saya tidak menyangka izin usaha saya peroleh secara gratis,sehingga dapat mengembangkan usaha saya", ucap Zumiran.

Walikota Binjai, HM Idaham SH berjanji akan terus menumbuhkan kemenangan UKM yang ada di Kota Binjai dan pertemuan ini tidak hanya sebatas seremonial saja, tegasnya pada acara sosialisasi perizinan UKM se Kota Binjai, Kamis (18/9).

Selanjutnya Idaham berharap dari hasil pertemuan ini dapat melahirkan rekomendasi alat yang dibutuhkan guna mendukung perkembangan UKM Kota Binjai, harapnya.

Sehingga akan lahir kalobarasi yang sinergi anatara pelaku usaha dengan lembaga keuangan yang ada di Kota Binjai, ujarnya menambahkan

Sehingga masalah permodalan yang selama ini dikeluhkan kesahkan dapat teratasi dan untuk memudahkan persyaratananya Pemko BINJAI telah memberikan perizinan secara gratis dan Idaham siap memberikan rekomendasi jika diperlukan, ujar Idaham.

Sedikitnya 200 UKM mendapatkan izin SIUP dan TDP secara gratis yang terdiri dari pengetahun bambu, makan ringan, penjahit pakaian serta usaha lainnya. @ reDaksi

MEDAN ZOO NASIBMU KINI

Ironis setidaknya itulah yang terkesan ketika langkah kaki kita memasuki kawasan Medan Zoo. Bagimana tidak selain jumlah satwa yang minim sehingga pengunjung hanya disuguhi pemandangan kandang yang kosong tampa berpenghuni.

Kecewa, pasti terjawab karena jauh dari harapan kita untuk dapat menikmati beragam jenis satwa yang hanya terdiri dari kurang lebih 52 sepesis dan 160 spesimen.

Selain itu kenyamanan pengunjung juga terusik dengan keberadaan warung-warung liar semakin menambah kesan kumuh Medan Zoo.

Namun kekecewaan sedikit terobati dengan kondisi alam yang sejuk dengan banyaknya pepohonan sebagai lokasi alternatif untuk beristirahat setelah lelah mengelilingi lokasi Medan Zoo yang belum maksimal pengelolananya.

Faktanya, tidak sedikit ditemui kondisi kandang satwa yang kotor dan tidak terawat.

Direktur Pengembangan PD Pembangunan Kota Medan, Sugito Hadi menjelaskan bahwa dalam waktu dekat ini pihaknya telah membangun komunikasi dengan pihak ketiga untuk melakukan pengembangan Medan Zoo dengan membangun fasilitas pusat hiburan keluarga fun family game Medan Zoo.

Diharapkan mampu menyedot pengunjung ke Medan Zoo karena pengunjung tidak saja disuguhi beragam jenis satwa juga dapat menikmati beragam permainan, seperti halnya water boom, dan kereta apian sehingga pengunjung dapat menikmati satwa dengan hanya menumpang kereta api, beber Sugito Hadi. @reDaksi

Senin, 15 September 2014

KABINET 16-18 JOKOWI-JK

Takut terjebak akan pencitraan dirinya sendiri, akhirnya kemarin Presiden dan Wakil Preiden terpilih Jokowi-JK mengumumkan rancangan susunan kabinetnya dengan memakai rumus 18-16 terdiri dari 34 kementrian yakni 16 orang diantaranya berasal; dari partai politik dan 18 lainnya berasal dari latar
belakang profesional atau non partai politik yang kontra produktif sebagaimana janjinya pada kampanye pilpres.

Masih belum lekang dari ingatan kita bahwa komposisi kabinet Jokowi-JK sepertinya tidak jauh berbeda dari apa yang pernah dilakukan Priesiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam menyusun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid I dan II. Padahal sebelumnya dalam setiap kampanyenya Jokowi-JK selalu mengkeritik bahwa susunan kabinet yang dipimpin SBY terlalu gemuk dan perlu dirampingkan, bebernya kala itu.

Kemudian untuk mendukung pencitraannya selalu mengatakan, jika beliau terpilih menjadi presiden tidak mengenal akan adanya pembagian kekuasan dalam penyusunan kabinet, "silakan bergabung, tapi dengan catatan tidak ada persyaratan", ucap Jokowi mencoba menyakinkan pendukungnya.

Wacana presiden pilihan rakyat itu seperti mendapat reaksi keras dari salah satu partai politik pendukungnya PKB dan reaksi pengamat politikpun beragam menyikapinya bahkan tidak seidikit berpendapat bahwa wacana Jokowi-JK itu tidak lain bagian dari pencitraan saja.

 Faktanya kemarin Jokowi-JK rtelah mengumunkan rancangan susunan kabinetnya dengan formasi 16-18, dimana diantara 16 orang itu berasal dari partai politik tidak lain bagian dari upaya berbagi kekuasaan kepada partai politik pendukungnya. Belum lagi tuntutan dari para relawan yang sebagian besar berlatar belakang fropesional.

Sekedar mengigatkan pada era SBY-JK yang berasal dari unsur partai politik waktu itu meliputi menteri pertanian, menpora, menteri perumahan rakyat, menteri koordinator kesejahteraan rakyat, menteri negara pembangunan daerah tertinggal, menteri perhubungan, menteri pendidikan nasional, menteri sosial, menteri kopersi dan UKM, serta menteri pemberdayaan permepuan.

Pertanyaannya, mampukah Jokowi-JK menepati janjinya kepada rakyat indoneia bahwa dalam menyusun kabinet menterinya tanpa ada tekanan dari partai politik pendukungnya, apalagi selama ini berkembang opini bahwa Jokowi hanya sebatas bonekanya ibu Megawati yang notabenenya ketua PDI, sebagaimana komentar yang berkembang dimasyarakat selama ini.@reDaksi



 

TERIMAKASIH TUSUK SATENYA PAK' IDAHAM

Ibu Sri Rahayu itu tidak henti-hentinya mengucapkan syukur atas kesempatan yang diberikan Walikota Binjai HM Idaham SH, Msi yang telah menerima alat bantu pembuat tusuk sate, bagaimana tidak dengan bantuan alat itu dirinya telah berhasil membuat puluhan kilogram tusuk sate dalam waktu satu minggu dan sebagai hasil jerih payanya itu ia menerima sedikitnya Rp. 300 ribu dalam setiap minggunya

"Terimakasih Pak Idaham....,pendapatan  keluarga saya telah bertambah dan kehidupan keluarga kami semakin membaik, semoga bapak selalu diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa, amin...., ungkap Sri salah seorang warga Tunggurono  Kecamtan Binjai Timur yang menerima alat bantu pembuat tusuk sate.

Menurut Sri, dalam seharinya ia mampu membuat 8-10 kg tusuk sate setiap hari, kemudian hasilnya itu langsung diserahkan kepada mitra lembaga ekonomi kerakyatan Idaman Binjai Institute (IBI) sebagai lembaga pendapingan yang bertugas memasarkan hasil dari kerajinan masyarakat tersebut.

Ungkapan yang sama juga dikatakan ibu Zamilla warga Kelurahan Payarobah Kecamatan Binjai Barat, karena dengan menerima bantuan alat press pembuat tusuk sate itu pendapatan keluarganya jahu lebih baik bahkan kini suaminya yang seharian bekerja sebagai kuli serabutan telah ikut membatu bersama-sama membuat tusuk sate sehingga seharinya produksi tusuk satenya bisa mencapai 10 kg.

"Sungguh saya tidak menyangka melalui alat pembuat tusuk sate ini persoalan ekonomi keluarga kami sangat terbantu, terimakasih Pak Idaham", ungkap wanita berusia kepala enam itu dengan mata berlinang.

Sebagaimana diketahui alat bantu pembuat tusuk sate itu merupakan bantuan dari Walikota Binjai bagi para pengerajin bambu yang tersebar di lima Kecamatan Kota Binjai. Sedikitnya telah 100 unit yang tersebar di tiga kecamatan yakni, Binjai Barat, Selatan dan Timur.

Sebagai wujud keseriusan Walikota Binjai HM. Idaham SH, Msi dalam program peningkatan ekonomi kerakyatan tidak hanya memyerahkan alat bantu pembuat tusuk sate, selanjutnya melalui lembaga IBI juga mempersiapkan ketersediaan bahan bakunya, hingga sampai pada pemasarannya.

Dengan demikian masyarakat tidak lagi dibebani oleh persoalan persedian bahan baku dan pemasarannya, sehingga masyarakat benar-benar terbantu dalam peningkatan pendapatan keluarganya dan dalam waktu dekat ini Walikota Binjai HM Idaham berencana akan menambah sedikitnya 200 alat bantu pembuat tusuk sate, ukapnya pada acara pembukaan pelatihan pengerajin bambu sekota Binjai beberapa waktu yang lalu. @redaksi the comment

    

Minggu, 14 September 2014

JANGAN ASAL PILIH AGAR TAK MENYESAL

Meski Pemilihan Walikota Binjai baru akan digelar tahun 2015 namun geliat percaturan politik di kota yang berjulukan kota Rambutan itu terasa atmosfirnya semakin mamanas saja, mulai dari perang spanduk sampai pada isu money politik.

Reaksi masyarakatpun beragam dan sebagian besar memberi reakasi negatif berpendapat seakan rakyat kota Binjai seakan sudah terbeli oleh salah seorang kandidat,"se enak perutnya aja seakan semuanya dapat dibeli dengan uang", ujar Pak Zul salah seorang tokoh pilitik di Kota Binjai.

Katanya, sebagai masyarakat yang memiliki hak kedaulatan haruslah berpolitik secara dewasa dan tidak bersikap seperti anak-anak yang akan membuang botol susunya setelah dirasakan air susu itu tidak manis. jangan jadikan politik sebagai alat pemuas kepentingan pribadi, karena yang memiliki pilih itu adalah masyarakat."Jangan gadaikan hak suara anda dengan sejumlah uang", tagas pak Zul mengulang.

Lebih lanjutnya, dewasalah dalam bepolitik dan menjadi pemimpin dengan tatap mengedepankan kepentingan orang banyak", ujar Pak Zul menambahkan.

Masih menurut Pak Zul, bahwa Kota Binjiai masih membutuhkan pemimpin yang memiliki semangat membangun kota tercintai ini dengan tetap mempertahankan aset-aset pemerintah dan tatanan teloransi beragama serta membangun ekonomi kerakyatan.

Lebuh lanjut ,Pak Zul, sebagai sebagai seorang calon pemimpin hendak memberi contoh yang baik dalam berpolitik dengan tetap menjunjung azas demokrasi yang jujur ,cerdas dan dewasa. red@ksi.